Friday, October 31, 2008

Curam

Senyum getir
Wajah letih
Tetap berpegangan tangan
Erat..
Seperti tak bisa lepas
Atau mungkin takut terlepas
Di sela kehampaan
Di tengah kebisingan hidup
diterpa dera angin menderu
Pijakan yang gamang
oh hidup,
apa mungkin dimengerti?

[+/-] Read More...

Friday, October 17, 2008

Menghitung detik

Jarum detik
Biasanya tak terdengar
Sayup-sayup semakin nyaring suaranya
tik... tik... tik...
Lambat namun menghujam
Akhirnya,
Saat pun tiba
Turun tahta dari singgasana terhormat
Menuju ruang terbawah
Untaian kata hati terurai
Tanpa maksud
Hanya berbagi sesal dan kenangan

[+/-] Read More...

Tercoreng

Keliru dan salah
Apa pernah dilakukannya?
Hampir putih
Pandangan dan perilakunya
Tak memandang pula
Kelemahan dan cacat mereka
Dan hanya karena putih
Wajah tercoreng
Kehadiran yang tak ditunggu lagi
Ungkapan jua tak diakui
Telah dicoret namanya
Sebab ia menjadi penghadang
Karena ia seorang penghalang

[+/-] Read More...

Wednesday, October 15, 2008

Sang Patih di Negeri Humam


Kisah di sebuah Negeri yang (tak) adil

Singkat cerita, si kepala desa akhirnya menjadi patih. Senanglah keluarga sang patih. Jerih payah dan duka luka yang telah mereka jalani selama ini terbayar sudah. Sulit dibayangkan tugas si kepala desa ini dahulu kala. Ia sering dipindahtugaskan dan herannya sering pula harus menjadi kepala desa di negeri yang kering kerontang. Tak dianggap oleh kepala desa-kepala desa yang lain justru karena kebaikan yang ia miliki. Istrinya bahkan pernah menjual beberapa harta benda yang mereka miliki tanpa sepengetahuan si kepala desa untuk kelangsungan hidup mereka. Betapa Tuhan Maha Adil dan betapa Tuhan Maha Melihat bagi si kepala desa yang telah menjadi patih ini.

Cerita selengkapnya:
Di negeri Humam, seorang pangeran yang menggantikan pangeran sebelumnya berusaha memerintah dengan adil. Dengan tangan dinginnya ia dibantu patih-patih terbaik di negerinya untuk membantunya mengatur dan memerintah negerinya. Sang pangeran masih muda, belum terlalu tua. Pangeran muda yang bersemangat dan senang bekerja. Selain itu, ia juga bisa membina hubungan baik dengan negeri-negeri lain yang jauh dari negerinya. Sang raja, ayahanda sang pangeran senang melihat hasil kerja anandanya ini.

Entah pada bulan ke berapa sang pangeran muda memerintah, salah satu patih terbaiknya dipanggil Yang Kuasa. Tak lama berduka, ia segera mencari calon patih yang dapat menggantikan patih yang telah mangkat itu. Sebelumnya ia telah banyak mendengar tentang nama seorang kepala desa dari desa baya yang pintar dan baik budinya. Ia pun mencoba mengenal si kepala desa yang sederhana itu. Ternyata benar adanya bahwa si kepala desa adalah orang yang rajin dan tidak pernah melakukan sesuatu pun yang merugikan negerinya.

Singkat cerita, si kepala desa akhirnya menjadi patih. Senanglah keluarga sang patih. Jerih payah dan duka luka yang telah mereka jalani selama ini terbayar sudah. Sulit dibayangkan tugas si kepala desa ini dahulu kala. Ia sering dipindahtugaskan dan herannya sering pula harus menjadi kepala desa di negeri yang kering kerontang. Tak dianggap oleh kepala desa-kepala desa yang lain justru karena kebaikan yang ia miliki. Istrinya bahkan pernah menjual beberapa harta benda yang mereka miliki tanpa sepengetahuan si kepala desa untuk kelangsungan hidup mereka. Betapa Tuhan Maha Adil dan betapa Tuhan Maha Melihat bagi si kepala desa yang telah menjadi patih ini. Begitu pula bagi keluarganya.

Kepercayaan sang pangeran padanya betul-betul dijaganya. Sang patih baru ini tampak sangat bersemangat jikalau sang pangeran membutuhkan tenaga dan pendapatnya. Ada kalanya ia merasa sulit menjalankan tugasnya. Tapi jika melihat kembali penghargaan dan pengakuan yang didapatkannya ini, ia kembali merasa tertantang dan menggeloralah api semangatnya. Terkadang ia merasa lelah setelah seharian bertugas, namun ia tetap dengan senang hati bercerita pada istri dan kedua anaknya yang beranjak dewasa tentang tugas-tugas beratnya. Suatu tugas yang amat ia banggakan dan amat sangat ia syukuri. Tak pernah ia bersikap tinggi hati. Sang patih dikenal sangat loyal dan murah hati pada pembantu-pembantu serta rakyatnya. Pernah suatu ketika, datanglah salah seorang rakyatnya kepadanya. Meminta sang patih untuk menerima anaknya sebagai pegawai istana. Dengan sejumlah harta ia merayu sang patih. Sang patih kesal pada sikap seorang rakyatnya tersebut. Tak digubrislah si rakyat ini sampai ia malu sendiri dan tak pernah datang dan merayu lagi.

Suatu hari terjadi sesuatu di negeri Humam, sang raja kecewa terhadap pemberitaan tentang sang pangeran muda. Beredar cerita ia tidak cukup adil dan tidak jujur terhadap rakyat dan sang raja. Sang raja kesal padanya dan akhirnya sang pangeran turun dari tahtanya. Pangeran lain pun ditunjuk menggantikannya. Pangeran yang lebih tua dan dianggap lebih berpengalaman. Sang patih yang mendengar hal ini tak dapat berbuat apa-apa. Harapannya ia tetap dapat bertugas dengan baik bersama dengan sang pangeran tua nan berpengalaman ini.

Pangeran tua bertutur kata halus. Meskipun tidak lagi memiliki semangat yang sama seperti sang pangeran muda dahulu. Sang patih pun mencoba menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan pangeran tua. Tak mudah memang, tapi ia tetap berupaya menyelaraskan ritme kerjanya dengan sang pangeran tua. Tak jarang ia memberi bunga dan roti untuk pangeran tua ketika sedang berhari raya. Tak segan pula ia mengantar dan menjemput pangeran tua dari negeri antah berantah yang jauh di sana. Sang patih tampak tulus dan tidak bermaksud apa-apa dalam melakukannya. Ia hanya ingin menjaga hubungan barunya dengan pangeran tua yang ia hormati dan ia segani. Tak pernah berubah pula sikapnya terhadap pembantu-pembantu dan rakyatnya. Tak pernah sang patih menghitung apa yang telah ia berikan pada mereka. Yang ada di hatinya hanyalah memberi dan memberi.

Ternyata, buah tak didapat tetapi durilah yang diperoleh sang patih. Sang pangeran tua ternyata tidak menyukainya. Ia dianggap terlalu jujur, terlalu lurus, terlalu bersih, untuk seorang pejabat istana. Banyak cara dilakukan kepala desa-kepala desa lain untuk menyingkirkan sang patih dari posisi terhormatnya. Hampir dari mereka semua tak menyukai ketulusan dan kejujurannya. Pangeran tua ternyata punya rencana lain. Bersama dengan seorang kepala desa dari desa mitai yang disukainya, pangeran tua berusaha menyingkirkan sang patih.

Tak dapat dipungkiri kedekatan sang pangeran tua dengan si kepala desa dari desa mitai ini. Pernah pangeran tua ke negeri antah berantah bersama dengan si kepala desa dari desa mitai. Tak perlu dikhawatirkan biaya hidup di sana, karena si kepala desa rela mengeluarkan harta warisannya untuk menyenangkan hati pangeran tua. Putri dari pangeran tua pun dimanjakan si kepala desa ini. Harapan si kepala desa ia dapat mencapai posisi penting di istana. Ia tidak mau menjadi kepala desa lagi. Tak cukup baginya dihormati sebagai seorang kepala desa. Ia ingin harta berlimpah, kehormatan tak terbatas untuk dirinya dan keluarganya. Meski harus menyingkirkan teman seperjuangannya yaitu sang patih yang jujur dan adil itu, tak pedulilah si kepala desa mitai padanya.

Demikianlah kisah sang patih di negeri Humam. Sang patih disingkirkan. Meski kesedihan baru dialami sang patih karena istrinya yang sakit keras, ibunya yang juga sakit dan bahkan tak lama lagi hidupnya. Ia tetap disingkirkan, meskipun sang pangeran tua mengetahui keadaan dan kepedihannya. Ternyata tua dan berpengalaman tak selalu menunjukkan bijak tidaknya seseorang. Sang patih yang tersingkir diberi suatu posisi di istana, tapi yang tak lagi dipandang hormat, yang tak lagi dipuja-puja. Seperti seorang manusia yang dipatahkan kakinya. Tak mampu berjalan, tak mampu berbicara. Bagai kuda terbaik yang dimasukkan dalam kandang kotor dan sempit. Ya, tempat sang patih itu sekarang adalah tetap di istana, tetapi di ruang yang amat sangat kecil hingga hampir tak bisa bernapas. Pedih pula hati keluarganya. Istri dan anak-anaknya berduka melihat keadaan sang patih yang disingkirkan. Tak mampu berbuat apa-apa. Tak terima dengan keputusan sang pangeran tua. Tak terima pula dengan jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Tapi tetap tak dapat melakukan apa-apa, hanya terluka dalam diam. Semangatnya yang dulu berapi-api kini telah surut. Bertanya dalam kebekuan, orang seperti apakah yang dibutuhkan oleh negerinya?

-dunia ini (tak) adil?-


[+/-] Read More...

Monday, October 13, 2008

Sang Menteri

Apa maumu hai Sang Menteri?
Apa maumu hai Sang Sekretaris?
Di mana nuranimu,
Di mana keadilanmu,
Semua hanya untuk kepentinganmu
Bahagiakah kau di langit perih Sang Idealis?
Semoga terangmu tak berusia
Selamat tuk jerih payahmu
Di atas duka luka mereka yang terbuang

[+/-] Read More...

Thursday, October 9, 2008

Runtuh

Saat sakit mendera,
Kucoba tegak berdiri
Saat pilu yang lain hinggap,
Rasa mulai beku
Saat mimpi terburuk membayangi,
Aku tak tahan lagi!
Luluh lantak sudah
Mohon cukupkan
Aku tak kuat lagi..

[+/-] Read More...

Matanya berbicara

Binar itu redup
Tak yakin
Tapi kulihat itu di matanya
Bagai kayu kokoh
Yang tercabik
Tak bisa berkata
Hanya bicara dalam diam
Berpikir dalam kebisuan
Mengiris pula mata yang lain
Istri tercintanya,
Putra kebanggaannya,
Putri satu-satunya
Hanya mata mereka yang bersuara

Dedicated to my father

[+/-] Read More...

Gelap

Aku ingin marah
Pada mereka
Yang tak punya hati
Yang tak peka
Pembela bagi yang tak peduli
Peluh kecewa tak terbalas
Sampai hitam sakit ini

[+/-] Read More...

Wednesday, October 8, 2008

Titik terendah

Saat ini
Di sini
Aku bersimpuh
PadaMu Sang Penentu Hidup
Mengadu
Rendah diri memohon
Tak pedulikan diri
Hanya mereka berdua
Yang mengharu biru
Di kala titik terendah

[+/-] Read More...

Bertubi-tubi

Cobaan datang tak terduga
Hadir tanpa dikira
Melukai asa
Melelahkan raga
Usaha tak bisa lagi membara
Hanya doa yang kuasa
Yaa Ra'uuf,
Mengapa semua bertubi-tubi
Tabahkan diri dan keluarga

[+/-] Read More...

Stress dan dampaknya


Stres, kata ini cukup sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya A yang mengatakan dirinya stres karena orangtuanya sering marah kepadanya tanpa alasan yang jelas. Atau stres saat menghadapi ujian Fisika yang sulitnya minta ampun.

Stres sebenarnya terjadi karena adanya situasi yang menekan yang dapat mempengaruhi individu. Secara umum, stres terjadi karena faktor internal dan eksternal.
- Internal
kemampuan tubuh untuk menghadapi stres, termasuk di dalamnya, nutrisi yang diperoleh tubuh, kesehatan dan intensitas waktu tidur.
- Eksternal
meliputi lingkungan fisik, termasuk kantor dan rumah, relasi dengan orang lain, dan semua situasi, tantangan dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu kejadian yang menyebabkan stres disebut dengan stressor. Stressor menyebabkan perubahan pada sistem saraf dan beberapa hormon pada tubuh manusia. Perubahan ini akan menyebabkan seseorang bereaksi dan secara efektif dapat mengatasi kejadian yang ada. Reaksi yang wajar ini disebut dengan stress response. Respon ini menyebabkan seseorang mampu menampilkan kemampuan terbaiknya meskipun di bawah tekanan. Tetapi respon stres dapat juga terlalu berlebihan atau dengan kata lain gagal.

Respon stres yang sering disebut pula dengan fight dan flight response, sangat penting dalam situasi yang sangat mengancam. Ada kalanya seseorang harus menghadapi situasi yang menyebabkan dirinya stres. Namun, ada kalanya puna seseorang tampak menghindar atau pergi dari sumber stresnya. Contoh flight response misalnya saat seorang pengemudi yang harus membanting stirnya untuk menghindari tabrakan. Respon stres juga bisa muncul saat situasi yang menekan namun tidak sepenuh berbahaya. Misalnya, saat seseorang akan menghadapi ujian akhir. Stres yang demikian dapat membantu seseorang untuk tetap berkonsentrasi dan bersiap menghadapi tantangan. Lihatlah betapa cemasnya seorang siswa saat keesokan harinya akan ujian Matematika. Siswa yang demikian dapat belajar semalaman agar nilai Matematikanya tetap optimal.

Stres tidak selalu terjadi saat menghadapi sesuatu yang berlangsung cepat. Kejadian yang terus berlanjut atau jangka panjang, seperti menghadapi perceraian, pindah ke rumah atau sekolah baru, orang kita sayangi sakit keras juga dapat menimbulkan stres. Stres jangka panjang seperti ini bukanlah hal yang mudah. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan sistem imun tubuh seseorang menjadi turun, merasa terbebani, dan lain sebagainya. Tidak jarang mereka yang menghadapi situasi ini juga memiliki keluhan-keluhan fisik, seperti lekas lelah, sakit kepala dan lain sebagainya.

Stres dapat berdampak pada emosi, perilaku dan fisik seseorang. Dalam hal emosi, misalnya
- khawatir,
- sedih,
- marah,
- bingung,
- putus asa,
- depresi,
- dan lain-lain.
Seseorang yang sedang stres juga dapat menampilkan perilaku
- menghindar,
- menelantarkan,
- lamban,
- bunuh diri,
- Tidak bisa tidur atau justru intensitas tidur semakin lama dan sering
- dan lain sebagainya.
Selanjutnya, dalam hal fisik, misalnya
- sakit kepala,
- cepat lelah,
- nyeri otot dan sendi,
- Sakit maag/kembung/masuk angin
- dan lain-lain.

Bahan Bacaan:
1. Hager, W.D., hager, L.C. (1999). Stres & Tubuh Wanita. Batam: Interaksara
2. Losyk, B. (2007). Kendalikan Stres Anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
3. Lyness, D.( 2007). Stress. http://www.kidshealth.org/teen/your_mind/emotions/stress.html

[+/-] Read More...

Monday, October 6, 2008

ABG, Remaja?

Remaja? siapa saja yang disebut dengan remaja? Banyak orang menyebut remaja dengan istilah ABG (anak baru gede). Umumnya mereka yang disebut demikian adalah para siswa yang duduk di bangku SMP. Jadi, apakah hanya mereka yang duduk di bangku SMP saja yang disebut dengan remaja?

Pengertian
Remaja adalah tahapan perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Secara umum, disebut dengan tahap dalam kehidupan yang kedua. Beberapa Psikolog membagi tahap ini menjadi tiga, yaitu masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja pertengahan (14-18 tahun), dan masa remaja akhir (19-23 tahun) (Adolescence, t.th.). Dengan demikian, dapat diperkirakan siswa yang duduk di bangku SD akhir serta SMP awal berada pada tahap remaja awal. Sedangkan siswa yang duduk di bangku SMP pertengahan sampai SMA akhir berada di tahap remaja pertengahan. Dan para mahasiswa bisa dikatakan berada pada tahap remaja akhir. Sementara itu, Papalia & Olds (1995) mengungkapkan bahwa masa remaja dimulai saat seseorang berusia 12 atau 13 sampai dengan akhir usia belasan atau awal dua puluhan.

Catatan:
Beberapa ahli memiliki definisi yang berbeda tentang usia remaja ini.
Remaja adalah
waktu manusia berumur belasan tahun. Di masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak - anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari kanak - kanak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja)

Apa yang terjadi pada masa remaja?
Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik jelas mulai tampak pada masa remaja. Pada masa ini fungsi reproduksi remaja mulai matang, berkembangnya organ seksual dan mulai berkembang pula karakteristik secondary sex. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Primary sex characteristic sex organ
Perempuan: Ovarium, Uterus, Vagina
Laki-laki : Testes, Penis, Scrotum

Secondary sex charactheristic
Perempuan: Payudara, underarm hair, perubahan kulit
Laki-laki : Underarm hair, perubahan suara, bulu di wajah, bahu

Dalam primary sex characteristic, kematangan seksual remaja perempuan yang paling utama adalah dengan dimulainya menstruasi. Sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan ditemukannya sperma pada urinnya. Hal lain yang tampak pada masa remaja laki-laki ini adalah mimpi basah, yang merupakan hal yang wajar dan tidak selalu disertai dengan mimpi yang erotis.
Sementara itu, secondary sex characteristic adalah tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak terkait langsung dengan organ seksual.
Istilah secular trends semakin tampak pada jaman sekarang. Di mana semakin awal/dini usia seseorang memasuki masa pubertas. Hal ini dikarenakan standar kehidupan yang semakin tinggi. Anak-anak yang sehat, dan mendapat gizi yang baik, mendapatkan perhatian yang layak, akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik.

Perkembangan kognitif/intelektual
Menurut Jean Piaget, pada usia di antara 11 dan 15 tahun seseorang akan dapat berpikir dengan abstrak (dibandingkan dengan anak-anak), lebih idealistik dan lebih logis. Piaget menyebutnya dengan formal operations.
Remaja tidak lagi hanya berpikir tentang di sini dan saat ini. Selain mulai berpikir secara abstrak, remaja juga mulai bisa menguji hipotesa dan melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Misalnya, pada usia kanak-kanak, di mana pola berpikirnya masih konkrit, seorang anak dapat menjawab “mungkin pilotnya tidak terlalu pintar, sehingga sebaiknya dia tidak ikut perang”. Sementara itu, seorang remaja yang berapa pada tahap formal operations, akan menjawab “sepertinya dia tidak mendapat informasi rute yang tepat, atau barangkali terbang terlalu rendah, atau mungkin juga kompas di dalam pesawatnya rusak sesaat setelah ia terbang, sehingga mengakibatkan korslet pada kabelnya”.
Pada masa remaja ini, ada pula yang dikenal dengan egoncentrism. David Elkind (1984) menyebutkan beberapa jenis perilaku remaja yang mengindikasikan egocentric thinking, yaitu:
· Menemukan kesalahan figur otoritas
Remaja mengharapkan adanya dunia yang ideal, sehingga menyebabkan mereka dapat mulai mengkritisi sesuatu hal
· Berargumen
Remaja mulai dapat melihat banyak hal dalam membahas suatu isu atau permasalahan.
· Kesadaran diri
Terdapat istilah imaginary audience, yaitu remaja merasa bahwa orang-orang di luar dirinya mengobservasi dirinya, baik pikiran maupun perilaku mereka. Hal ini sebenarnya hanya ada di pikiran remaja tersebut.
· Diri sebagai pusat
Terdapat istilah personal fable. Istilah ini menunjukkan bahwa mereka adalah seorang yang spesial dan unik. Namun, bisa menjadi destruktif, misalnya anggapan bahwa saya tidak dapat terluka, tidak mungkin hamil, dan lain sebagainya. Adanya asumsi-asumsi semacam ini dapat menjelaskan mengapa remaja berani mengambil risiko ketika melakukan sesuatu hal.
· Sulit membuat keputusan
Remaja mulai menyadari adanya banyak pilihan dalam aspek kehidupannya
· Inkonsistensi
Tampak ketidakkonsistenan remaja dalam idealismenya dan perilakunya sehari-hari. Misalnya, ikut serta dalam kegiatan pro-perdamaian, tetapi dalam perilakunya di sekolah malah menunjukkan perilaku agresif.

Perkembangan sosial
· Identitas
Erikson (1968), menyatakan bahwa masa ini berada pada tahap identity vs identity confussion, di mana para remaja ini mulai menunjukkan kemampuan, kebutuhan, keinginan serta mulai menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat. Mereka mulai membayangkan peran mereka dalam masyarakat. Tidak memiliki kedekatan dengan teman sekelompok dan intoleransi terhadap perbedaan menunjukkan adanya identity confusion.
Dalam pembentukan identitas pribadinya, remaja menunjukkan loyalitas, kesetiaan dan perasaan memiliki mereka terhadap orang yang ia sukai, teman-temannya ataupun terhadap suatu kelompok tertentu (misalnya, kelompok musik gitar, kelompok motor, dll).
· Keluarga
Pada usia ini, remaja mulai menuntut kebebasan dan tanggung jawab pribadi, di mana hal ini dapat menimbulkan konflik antara orangtua dengan remaja itu sendiri. Orangtua diharapkan lebih fleksibel terhadap para remaja ini. Secara bertahap orangtua dapat membuat para remaja ini menjadi lebih mandiri.
· Teman
Remaja banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman seusianya. Tekanan dari teman seusia (peer pressure) pada masa ini tampak kuat. Kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan remaja lain menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi para remaja ini. Meskipun demikian, teman-teman seusia umumnya lebih menarik untuk membicarakan kehidupan sosial sehari-hari, sedangkan orangtua biasanya banyak mempengaruhi mereka dalam hal nilai-nilai moral, karir yang sesuai, dan pendidikan seperti apa yang diinginkan.

Bahan Bacaan:
1. Adolescence. http://www.mc.maricopa.edu/dept/d46/psy/dev/adolescence
2. Papalia, D.E., Olds, S.W. (1995). Human Development. USA: McGraw-Hill, inc.

[+/-] Read More...