tag:blogger.com,1999:blog-1974519863885531232024-02-08T02:45:20.184+07:00GreenLeavesGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-69041775162339756322010-12-02T11:35:00.002+07:002010-12-02T11:44:02.061+07:00<span id="fullpost"> </span><br />Rasa bahagia bisa sangat melambung tinggi...<br />dan rasa pedih menjatuhkan hidup ke jurang yang dalam.<br />Tidak ada yang salah dari keduanya<br />Sebab dari keduanya semua belajar hidup<br />Menjadi tahu rasa senang dan sakit yang berbeda,<br />yang belum pernah dirasakan sebelumnya<br />Semoga bahagia dan pedih tidak menjadikan orang yang selalu beralasanGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-86047612842148308352009-09-24T20:44:00.002+07:002009-09-24T20:53:58.595+07:00Di bawah asaDi saat semua bersuka ria<br />Menyambut hadirnya hari kemenangan..<br />Aku..<br />Terduduk di sini dalam pilu<br />Dengan wajah pias dan lesu<br />Dan tubuh yang bahkan tak kuasa menahan deranya<br />Menanti datangnya kehendak Sang Penentu Hidup<br />Hingga aku menyerah padaNya<br />Atas kuasa dan kebesaranNya<br />Karna kutau takkan kuasa kumenahannya<br />Ya Allah..<br />Telah salahkah diriku?<br />Tak menjaga dirikah aku?<br />Lupa bersyukurkah aku padaMu?<br />Bahkan telah kurenggut senyumnya<br />Senyum harapan belahan jiwaku<br />Maafkan aku..<br /><br />*happy idul fitri 1430 HGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-33884143875334801242009-05-09T09:08:00.006+07:002009-05-09T12:10:50.953+07:00Tanpa LangkahKetikaku telah terbiasa</span><br />Jejak kakinya<br />Menapak...<br />Oh, belahan jiwa<br />Kau ada di mana?<br />Bertemu dalam bayang<br />Bersuara dalam kejauhan<br />Cemas ku menanti<br />Simpan rindu sendiri...</span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-81911637313971052522009-05-09T08:18:00.005+07:002009-05-24T09:09:41.076+07:00Its all about 9090309<br />its my wedding day...<br />hari yg tanpa sengaja terpilih, but i love it.. (ya iyalah ya...). Bertepatan dgn maulid nabi (yg jg hr kelahiranku).<br />dan tanpa sengaja pula..<br />mendapatkan sepasang gelang (mas kawin) seberat 9,3gr dan sepasang cincin kawin seberat 9,7gr (wow)<br />very wonderful 9...<br />plus uang sebanyak Rp.930.000 dan 2009yen (kl ini sih emang sengaja hehe)<br /><br />Tanpa disengaja lagi... ternyata 2 sahabat punya rencana menikah di tanggal yang sama, ya apalagi kalau bukan tanggal 9. Saling gak tau, tapi pas ngobrol di suatu tempat makan... lho, ternyata...<br />...selamat berbahagia buat sahabat yang hari ini menikah... dan semoga segera menyusul sahabat lainnya...GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-61887868507675027572009-05-09T07:45:00.007+07:002009-05-09T12:21:07.377+07:00TujuhBukan masalah waktu<br />Bukan lamanya,<br />tapi rasanya<br />nuansanya,<br />hangatnya<br />Yang tak terhingga bahagianya<br />menyatu<br />menjadi satu<br />karena mereka memang satu<br /><br /><p>*celebrating for 140402</p>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-78131523561909872132008-11-25T08:02:00.004+07:002008-11-25T08:07:46.582+07:00Aceh<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOtN87FMSe0rYiAKkgt-rRoG7HuIDIK5YsUB9UvxjPo8H1UPheDjDfUK3Cg8Zm4rkAmVeX9yb-ThPOMDPNZQeNgl6rvnUWCJ4a73icbg5DO5qkn5pNowXm9YUbT4b85KMiL0lAIk1yX9Y/s1600-h/PB041124.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 205px; height: 153px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOtN87FMSe0rYiAKkgt-rRoG7HuIDIK5YsUB9UvxjPo8H1UPheDjDfUK3Cg8Zm4rkAmVeX9yb-ThPOMDPNZQeNgl6rvnUWCJ4a73icbg5DO5qkn5pNowXm9YUbT4b85KMiL0lAIk1yX9Y/s320/PB041124.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5272394883753461026" border="0" /></a><br /><br />Waah akhirnya pernah juga menginjakkan kaki di Aceh, tepatnya di Banda Aceh. Gak nyangka dulu yang hanya sekedar angan-angan “apa iya aku bisa ke Aceh?” ternyata akhirnya... Sementara teman-teman lain ada yang sudah berkali-kali ke Aceh sejak dilanda tsunami beberapa tahun silam.<br /><span id="fullpost"><br /><br />Memang ke Aceh bukan untuk jalan-jalan, tapi untuk memberi training tenaga kerja sosial yang bekerja di kecamatan-kecamatan yang tersebar di Aceh. Sungguh pengalaman yang luar biasa buat diriku yang masih bisa dibilang pemula dalam hal training.<br />Berangkat hari Minggu, lalu pulang hari Kamis. Terbayang kan betapa waktunya sangat sempit jika ingin berjalan-jalan di sana. Paling hanya bisa mencuri waktu di saat break. Itu juga jadi seperti wisata kuliner dan mampir sebentar ke beberapa toko suvenir.<br />Buat diriku yang sejak kecil memang sering berpindah-pindah ke beberapa kota di Indonesia (Medan, Balikpapan, Pekanbaru, dll.), rasanya tidak asing berada di sana. Bila jalan naik mobil hanya butuh beberapa menit ke suatu tempat. Yang berbeda dari kota lain yang pernah kukunjungi adalah di sana tidak ada mal, bila mau ya jalan ke pantai (yang ini sayangnya sungguh tidak sempat, padahal hati ini ingin sekali..).<br />Yang cukup unik di sana banyak warung kopi. Jadi, kalau ada break di sela-sela training pada umumnya para peserta tidak jauh-jauh dari warung kopi. Nah, kalau yang ini aku sempat merasakan. Namanya Sanger, entah apa artinya, tapi yang pasti seperti kopi susu rasanya. Sambil minum kopi dan ngobrol dengan teman-teman baru, aku coba juga roti bakarnya. Memang tidak ada yang berbeda dengan roti bakar di Jakarta. Yang berbeda adalah suasananya. Duduk di pinggir jalan dan dengan lampu yang tidak cukup menerangi semua tempat. Rasanya ini suatu hal yang tidak bisa kita rasakan di Jakarta. Terlebih lagi, kita tidak perlu terburu-buru untuk segera memulai sesi training berikutnya, karena jarak tempuhnya hanya sekedar 10-15 menit (yang menurut ukuran kota kecil sebenarnya cukup jauh juga).<br />Pulang dari Aceh, aku sempat membeli beberapa dompet khas sulaman Aceh. Cukup unik, berwarna, dan tersulam dengan rapi. Lalu, sempat juga membeli kopi Aceh (yang sampai sekarang aku sendiri belum mencobanya). Beberapa teman bahkan menyempatkan diri membeli “ayam tangkap” yang langsung bisa dimakan, padahal waktu untuk naik pesawat sudah sangat sempit. Bayangkan begitu sampai di tempat check-in, tulisan di meja langsung diganti dengan “closed” (hehe).<br />Perjalanan pulang dari Aceh ke Jakarta cukup lama, yaitu empat jam (transit dulu di Medan selama 30 menit). Agak melelahkan memang, terlebih lagi dalam perjalanan di pesawat cuaca tidak cukup baik. Agak cemas juga mengingat masih ada sisa trauma dalam perjalanan Surabaya ke Jakarta beberapa waktu lalu. Yah, begitulah sekilas cerita dari Aceh. Hmm, setelah ini kemana lagi yaa?..<br /><br /><br /></span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-64055998244089771672008-11-14T08:09:00.004+07:002008-11-14T08:19:16.401+07:00BicaraSulitkah kau meminta?<br />Bisa ya, bisa juga tidak..<br />Barangkali menjadi rumit<br />karena pendar-pendar pertimbangan di kepalamu<br />Atau tubuhmu diselimuti keraguan<br />Atau sesungguhnya kau tak sepenuhnya ingin<br />Coba tanyakan hatimu,<br />Apa kau sungguh-sungguh ingin memintanya?<br />Dari relung terdalam,<br />Kumohon bicaralah..GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-3172349702103063952008-11-12T08:19:00.002+07:002008-11-12T08:21:15.235+07:00JanjiKelu sudah terasa<br />Ada sesuatu...<br />Yang tak pernah tiba<br />Entah sampai kapan<br />Haruskah aku masih percaya?<br />Terpaku setia<br />Terikat waktu yang tak lagi muda<br />Kutanya padamu<br />Mengapa keraguan yang tampak di sana?GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-54549543065159760412008-11-10T13:22:00.004+07:002009-09-24T20:58:32.287+07:00MenantiSeribu tanya pada Sang Hidup<br />Tak bisa tidak<br />Terduduk termenung<br />Menunggu jawab<br />Kearifan kata<br />Tidak berhasil menentramkannya<br />Semua tampak keliru<br />Decak kagum telah berubah wujudnya<br />Jadi peluh kasihan<br />Pada orang teraniaya<br />Yang sedang tersenyum kaku<br />Menanti yang ia sendiri tak tahuGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-62832534928294622542008-10-31T07:43:00.002+07:002008-10-31T07:52:23.531+07:00CuramSenyum getir<br />Wajah letih<br />Tetap berpegangan tangan<br />Erat..<br />Seperti tak bisa lepas<br />Atau mungkin takut terlepas<br />Di sela kehampaan<br />Di tengah kebisingan hidup<br />diterpa dera angin menderu<br />Pijakan yang gamang<br />oh hidup,<br />apa mungkin dimengerti?GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-7800183261850669452008-10-17T09:25:00.002+07:002008-10-17T09:28:08.209+07:00Menghitung detikJarum detik<br />Biasanya tak terdengar<br />Sayup-sayup semakin nyaring suaranya<br />tik... tik... tik...<br />Lambat namun menghujam<br />Akhirnya,<br />Saat pun tiba<br />Turun tahta dari singgasana terhormat<br />Menuju ruang terbawah<br />Untaian kata hati terurai<br />Tanpa maksud<br />Hanya berbagi sesal dan kenanganGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-5591428358453610352008-10-17T09:21:00.002+07:002008-10-17T09:25:14.723+07:00TercorengKeliru dan salah<br />Apa pernah dilakukannya?<br />Hampir putih<br />Pandangan dan perilakunya<br />Tak memandang pula <br />Kelemahan dan cacat mereka<br />Dan hanya karena putih<br />Wajah tercoreng<br />Kehadiran yang tak ditunggu lagi<br />Ungkapan jua tak diakui<br />Telah dicoret namanya<br />Sebab ia menjadi penghadang<br />Karena ia seorang penghalangGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-44485581036765333382008-10-15T10:45:00.006+07:002008-10-15T13:46:15.412+07:00Sang Patih di Negeri Humam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD7Qfn8DO5Peh5kO89Pv5SRsYrire8efKugma5oiK1TU5Ta5uJ-qud-cCJ0-LO3IHYsuINrP5KUlkvDOmcFzpS9rtJwa92HqGVT4Q7IDIDYhNv-dl4nKwxGZyx2gvaW-9hrKK5XYZACtU/s1600-h/borobudur-temple-292612-lw.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 148px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD7Qfn8DO5Peh5kO89Pv5SRsYrire8efKugma5oiK1TU5Ta5uJ-qud-cCJ0-LO3IHYsuINrP5KUlkvDOmcFzpS9rtJwa92HqGVT4Q7IDIDYhNv-dl4nKwxGZyx2gvaW-9hrKK5XYZACtU/s320/borobudur-temple-292612-lw.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5257237411195787778" border="0" /></a><br />Kisah di sebuah Negeri yang (tak) adil<br /><br /><span style="font-style: italic;">Singkat cerita, si kepala desa akhirnya menjadi patih. Senanglah keluarga sang patih. Jerih payah dan duka luka yang telah mereka jalani selama ini terbayar sudah. Sulit dibayangkan tugas si kepala desa ini dahulu kala. Ia sering dipindahtugaskan dan herannya sering pula harus menjadi kepala desa di negeri yang kering kerontang. Tak dianggap oleh kepala desa-kepala desa yang lain justru karena kebaikan yang ia miliki. Istrinya bahkan pernah menjual beberapa harta benda yang mereka miliki tanpa sepengetahuan si kepala desa untuk kelangsungan hidup mereka. Betapa Tuhan Maha Adil dan betapa Tuhan Maha Melihat bagi si kepala desa yang telah menjadi patih ini. </span><span id="fullpost"><br /><br />Cerita selengkapnya:<br />Di negeri Humam, seorang pangeran yang menggantikan pangeran sebelumnya berusaha memerintah dengan adil. Dengan tangan dinginnya ia dibantu patih-patih terbaik di negerinya untuk membantunya mengatur dan memerintah negerinya. Sang pangeran masih muda, belum terlalu tua. Pangeran muda yang bersemangat dan senang bekerja. Selain itu, ia juga bisa membina hubungan baik dengan negeri-negeri lain yang jauh dari negerinya. Sang raja, ayahanda sang pangeran senang melihat hasil kerja anandanya ini.<br /><br />Entah pada bulan ke berapa sang pangeran muda memerintah, salah satu patih terbaiknya dipanggil Yang Kuasa. Tak lama berduka, ia segera mencari calon patih yang dapat menggantikan patih yang telah mangkat itu. Sebelumnya ia telah banyak mendengar tentang nama seorang kepala desa dari desa baya yang pintar dan baik budinya. Ia pun mencoba mengenal si kepala desa yang sederhana itu. Ternyata benar adanya bahwa si kepala desa adalah orang yang rajin dan tidak pernah melakukan sesuatu pun yang merugikan negerinya.<br /><br />Singkat cerita, si kepala desa akhirnya menjadi patih. Senanglah keluarga sang patih. Jerih payah dan duka luka yang telah mereka jalani selama ini terbayar sudah. Sulit dibayangkan tugas si kepala desa ini dahulu kala. Ia sering dipindahtugaskan dan herannya sering pula harus menjadi kepala desa di negeri yang kering kerontang. Tak dianggap oleh kepala desa-kepala desa yang lain justru karena kebaikan yang ia miliki. Istrinya bahkan pernah menjual beberapa harta benda yang mereka miliki tanpa sepengetahuan si kepala desa untuk kelangsungan hidup mereka. Betapa Tuhan Maha Adil dan betapa Tuhan Maha Melihat bagi si kepala desa yang telah menjadi patih ini. Begitu pula bagi keluarganya.<br /><br />Kepercayaan sang pangeran padanya betul-betul dijaganya. Sang patih baru ini tampak sangat bersemangat jikalau sang pangeran membutuhkan tenaga dan pendapatnya. Ada kalanya ia merasa sulit menjalankan tugasnya. Tapi jika melihat kembali penghargaan dan pengakuan yang didapatkannya ini, ia kembali merasa tertantang dan menggeloralah api semangatnya. Terkadang ia merasa lelah setelah seharian bertugas, namun ia tetap dengan senang hati bercerita pada istri dan kedua anaknya yang beranjak dewasa tentang tugas-tugas beratnya. Suatu tugas yang amat ia banggakan dan amat sangat ia syukuri. Tak pernah ia bersikap tinggi hati. Sang patih dikenal sangat loyal dan murah hati pada pembantu-pembantu serta rakyatnya. Pernah suatu ketika, datanglah salah seorang rakyatnya kepadanya. Meminta sang patih untuk menerima anaknya sebagai pegawai istana. Dengan sejumlah harta ia merayu sang patih. Sang patih kesal pada sikap seorang rakyatnya tersebut. Tak digubrislah si rakyat ini sampai ia malu sendiri dan tak pernah datang dan merayu lagi.<br /><br />Suatu hari terjadi sesuatu di negeri Humam, sang raja kecewa terhadap pemberitaan tentang sang pangeran muda. Beredar cerita ia tidak cukup adil dan tidak jujur terhadap rakyat dan sang raja. Sang raja kesal padanya dan akhirnya sang pangeran turun dari tahtanya. Pangeran lain pun ditunjuk menggantikannya. Pangeran yang lebih tua dan dianggap lebih berpengalaman. Sang patih yang mendengar hal ini tak dapat berbuat apa-apa. Harapannya ia tetap dapat bertugas dengan baik bersama dengan sang pangeran tua nan berpengalaman ini.<br /><br />Pangeran tua bertutur kata halus. Meskipun tidak lagi memiliki semangat yang sama seperti sang pangeran muda dahulu. Sang patih pun mencoba menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan pangeran tua. Tak mudah memang, tapi ia tetap berupaya menyelaraskan ritme kerjanya dengan sang pangeran tua. Tak jarang ia memberi bunga dan roti untuk pangeran tua ketika sedang berhari raya. Tak segan pula ia mengantar dan menjemput pangeran tua dari negeri antah berantah yang jauh di sana. Sang patih tampak tulus dan tidak bermaksud apa-apa dalam melakukannya. Ia hanya ingin menjaga hubungan barunya dengan pangeran tua yang ia hormati dan ia segani. Tak pernah berubah pula sikapnya terhadap pembantu-pembantu dan rakyatnya. Tak pernah sang patih menghitung apa yang telah ia berikan pada mereka. Yang ada di hatinya hanyalah memberi dan memberi.<br /><br />Ternyata, buah tak didapat tetapi durilah yang diperoleh sang patih. Sang pangeran tua ternyata tidak menyukainya. Ia dianggap terlalu jujur, terlalu lurus, terlalu bersih, untuk seorang pejabat istana. Banyak cara dilakukan kepala desa-kepala desa lain untuk menyingkirkan sang patih dari posisi terhormatnya. Hampir dari mereka semua tak menyukai ketulusan dan kejujurannya. Pangeran tua ternyata punya rencana lain. Bersama dengan seorang kepala desa dari desa mitai yang disukainya, pangeran tua berusaha menyingkirkan sang patih.<br /><br />Tak dapat dipungkiri kedekatan sang pangeran tua dengan si kepala desa dari desa mitai ini. Pernah pangeran tua ke negeri antah berantah bersama dengan si kepala desa dari desa mitai. Tak perlu dikhawatirkan biaya hidup di sana, karena si kepala desa rela mengeluarkan harta warisannya untuk menyenangkan hati pangeran tua. Putri dari pangeran tua pun dimanjakan si kepala desa ini. Harapan si kepala desa ia dapat mencapai posisi penting di istana. Ia tidak mau menjadi kepala desa lagi. Tak cukup baginya dihormati sebagai seorang kepala desa. Ia ingin harta berlimpah, kehormatan tak terbatas untuk dirinya dan keluarganya. Meski harus menyingkirkan teman seperjuangannya yaitu sang patih yang jujur dan adil itu, tak pedulilah si kepala desa mitai padanya.<br /><br />Demikianlah kisah sang patih di negeri Humam. Sang patih disingkirkan. Meski kesedihan baru dialami sang patih karena istrinya yang sakit keras, ibunya yang juga sakit dan bahkan tak lama lagi hidupnya. Ia tetap disingkirkan, meskipun sang pangeran tua mengetahui keadaan dan kepedihannya. Ternyata tua dan berpengalaman tak selalu menunjukkan bijak tidaknya seseorang. Sang patih yang tersingkir diberi suatu posisi di istana, tapi yang tak lagi dipandang hormat, yang tak lagi dipuja-puja. Seperti seorang manusia yang dipatahkan kakinya. Tak mampu berjalan, tak mampu berbicara. Bagai kuda terbaik yang dimasukkan dalam kandang kotor dan sempit. Ya, tempat sang patih itu sekarang adalah tetap di istana, tetapi di ruang yang amat sangat kecil hingga hampir tak bisa bernapas. Pedih pula hati keluarganya. Istri dan anak-anaknya berduka melihat keadaan sang patih yang disingkirkan. Tak mampu berbuat apa-apa. Tak terima dengan keputusan sang pangeran tua. Tak terima pula dengan jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Tapi tetap tak dapat melakukan apa-apa, hanya terluka dalam diam. Semangatnya yang dulu berapi-api kini telah surut. Bertanya dalam kebekuan, orang seperti apakah yang dibutuhkan oleh negerinya?<br /><br />-dunia ini (tak) adil?-<br /><br /><br /></span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-89772805049035238422008-10-13T11:22:00.005+07:002008-10-14T12:35:59.525+07:00Sang MenteriApa maumu hai Sang Menteri?<br />Apa maumu hai Sang Sekretaris?<br />Di mana nuranimu,<br />Di mana keadilanmu,<br />Semua hanya untuk kepentinganmu<br />Bahagiakah kau di langit perih Sang Idealis?<br />Semoga terangmu tak berusia<br />Selamat tuk jerih payahmu<br />Di atas duka luka mereka yang terbuangGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-45218736345649734552008-10-09T14:30:00.001+07:002008-10-09T14:32:04.350+07:00RuntuhSaat sakit mendera,<br />Kucoba tegak berdiri<br />Saat pilu yang lain hinggap,<br />Rasa mulai beku<br />Saat mimpi terburuk membayangi,<br />Aku tak tahan lagi!<br />Luluh lantak sudah<br />Mohon cukupkan<br />Aku tak kuat lagi..GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-49534788211349770242008-10-09T14:26:00.003+07:002008-10-10T08:44:11.705+07:00Matanya berbicaraBinar itu redup<br />Tak yakin<br />Tapi kulihat itu di matanya<br />Bagai kayu kokoh<br />Yang tercabik<br />Tak bisa berkata<br />Hanya bicara dalam diam<br />Berpikir dalam kebisuan<br />Mengiris pula mata yang lain<br />Istri tercintanya,<br />Putra kebanggaannya,<br />Putri satu-satunya<br />Hanya mata mereka yang bersuara<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Dedicated to my father</span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-16420604376466683082008-10-09T14:23:00.002+07:002008-10-09T14:25:57.941+07:00GelapAku ingin marah<br />Pada mereka<br />Yang tak punya hati<br />Yang tak peka<br />Pembela bagi yang tak peduli<br />Peluh kecewa tak terbalas<br />Sampai hitam sakit iniGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-20724891880187364532008-10-08T21:51:00.002+07:002008-10-08T21:54:55.557+07:00Titik terendahSaat ini <br />Di sini<br />Aku bersimpuh<br />PadaMu Sang Penentu Hidup<br />Mengadu<br />Rendah diri memohon<br />Tak pedulikan diri<br />Hanya mereka berdua<br />Yang mengharu biru<br />Di kala titik terendahGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-35271312868236499462008-10-08T21:28:00.002+07:002008-10-08T21:49:50.563+07:00Bertubi-tubiCobaan datang tak terduga<br />Hadir tanpa dikira<br />Melukai asa<br />Melelahkan raga<br />Usaha tak bisa lagi membara<br />Hanya doa yang kuasa<br />Yaa Ra'uuf,<br />Mengapa semua bertubi-tubi<br />Tabahkan diri dan keluargaGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-54933197607990875592008-10-08T09:01:00.007+07:002008-10-13T09:10:24.755+07:00Stress dan dampaknya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIH1vv0Xc7Q7C5YWn-5qg9uQ_X4rf82mtZ9qv92tcXsa5kYaUoCA7sDHjOXLMEQegAZiIn89uKqY7EyHZw67d2NpG4ugnbIzphK_JyH_FqjEDvodSRSg1-Hff9wUSvMD4UxF4DWvt3P0E/s1600-h/Stress.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 146px; height: 167px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIH1vv0Xc7Q7C5YWn-5qg9uQ_X4rf82mtZ9qv92tcXsa5kYaUoCA7sDHjOXLMEQegAZiIn89uKqY7EyHZw67d2NpG4ugnbIzphK_JyH_FqjEDvodSRSg1-Hff9wUSvMD4UxF4DWvt3P0E/s320/Stress.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5256452970869238946" border="0" /></a><br />Stres, kata ini cukup sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya A yang mengatakan dirinya stres karena orangtuanya sering marah kepadanya tanpa alasan yang jelas. Atau stres saat menghadapi ujian Fisika yang sulitnya minta ampun.<span id="fullpost"><br /><br />Stres sebenarnya terjadi karena adanya situasi yang menekan yang dapat mempengaruhi individu. Secara umum, stres terjadi karena faktor internal dan eksternal.<br />- Internal<br />kemampuan tubuh untuk menghadapi stres, termasuk di dalamnya, nutrisi yang diperoleh tubuh, kesehatan dan intensitas waktu tidur.<br />- Eksternal<br />meliputi lingkungan fisik, termasuk kantor dan rumah, relasi dengan orang lain, dan semua situasi, tantangan dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.<br /><br />Suatu kejadian yang menyebabkan stres disebut dengan stressor. Stressor menyebabkan perubahan pada sistem saraf dan beberapa hormon pada tubuh manusia. Perubahan ini akan menyebabkan seseorang bereaksi dan secara efektif dapat mengatasi kejadian yang ada. Reaksi yang wajar ini disebut dengan stress response. Respon ini menyebabkan seseorang mampu menampilkan kemampuan terbaiknya meskipun di bawah tekanan. Tetapi respon stres dapat juga terlalu berlebihan atau dengan kata lain gagal.<br /><br />Respon stres yang sering disebut pula dengan fight dan flight response, sangat penting dalam situasi yang sangat mengancam. Ada kalanya seseorang harus menghadapi situasi yang menyebabkan dirinya stres. Namun, ada kalanya puna seseorang tampak menghindar atau pergi dari sumber stresnya. Contoh flight response misalnya saat seorang pengemudi yang harus membanting stirnya untuk menghindari tabrakan. Respon stres juga bisa muncul saat situasi yang menekan namun tidak sepenuh berbahaya. Misalnya, saat seseorang akan menghadapi ujian akhir. Stres yang demikian dapat membantu seseorang untuk tetap berkonsentrasi dan bersiap menghadapi tantangan. Lihatlah betapa cemasnya seorang siswa saat keesokan harinya akan ujian Matematika. Siswa yang demikian dapat belajar semalaman agar nilai Matematikanya tetap optimal.<br /><br />Stres tidak selalu terjadi saat menghadapi sesuatu yang berlangsung cepat. Kejadian yang terus berlanjut atau jangka panjang, seperti menghadapi perceraian, pindah ke rumah atau sekolah baru, orang kita sayangi sakit keras juga dapat menimbulkan stres. Stres jangka panjang seperti ini bukanlah hal yang mudah. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan sistem imun tubuh seseorang menjadi turun, merasa terbebani, dan lain sebagainya. Tidak jarang mereka yang menghadapi situasi ini juga memiliki keluhan-keluhan fisik, seperti lekas lelah, sakit kepala dan lain sebagainya.<br /><br />Stres dapat berdampak pada emosi, perilaku dan fisik seseorang. Dalam hal emosi, misalnya<br />- khawatir,<br />- sedih,<br />- marah,<br />- bingung,<br />- putus asa,<br />- depresi,<br />- dan lain-lain.<br />Seseorang yang sedang stres juga dapat menampilkan perilaku<br />- menghindar,<br />- menelantarkan,<br />- lamban,<br />- bunuh diri,<br />- Tidak bisa tidur atau justru intensitas tidur semakin lama dan sering<br />- dan lain sebagainya.<br />Selanjutnya, dalam hal fisik, misalnya<br />- sakit kepala,<br />- cepat lelah,<br />- nyeri otot dan sendi,<br />- Sakit maag/kembung/masuk angin<br />- dan lain-lain.<br /><br />Bahan Bacaan:<br />1. Hager, W.D., hager, L.C. (1999). Stres & Tubuh Wanita. Batam: Interaksara<br />2. Losyk, B. (2007). Kendalikan Stres Anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama<br />3. Lyness, D.( 2007). Stress. http://www.kidshealth.org/teen/your_mind/emotions/stress.html<br /></span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-2790259651980104652008-10-06T13:52:00.013+07:002008-10-15T09:13:34.084+07:00ABG, Remaja?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfd2tLxc-ScIAsoDhg0UqGILDEBziNKCY6Fcf0B354imLEBEU4OY-plHsBSLGlL2m1eSgJ7l7wiaHhftIhWq9TJOOrjC0gvUkxtlgimwPh3LuZJ6dLSAgIe3SKRjyplR2yLaAK5tM88Y4/s1600-h/u21979959.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5254223198779886722" style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; width: 146px; cursor: pointer; height: 155px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfd2tLxc-ScIAsoDhg0UqGILDEBziNKCY6Fcf0B354imLEBEU4OY-plHsBSLGlL2m1eSgJ7l7wiaHhftIhWq9TJOOrjC0gvUkxtlgimwPh3LuZJ6dLSAgIe3SKRjyplR2yLaAK5tM88Y4/s320/u21979959.jpg" border="0" /></a><em>Remaja? siapa saja yang disebut dengan remaja? Banyak orang menyebut remaja dengan istilah ABG (anak baru gede). Umumnya mereka yang disebut demikian adalah para siswa yang duduk di bangku SMP. Jadi, apakah hanya mereka yang duduk di bangku SMP saja yang disebut dengan remaja?</em><span id="fullpost"><br /><br /><strong>Pengertian</strong><br />Remaja adalah tahapan perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Secara umum, disebut dengan tahap dalam kehidupan yang kedua. Beberapa Psikolog membagi tahap ini menjadi tiga, yaitu masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja pertengahan (14-18 tahun), dan masa remaja akhir (19-23 tahun) (Adolescence, t.th.). Dengan demikian, dapat diperkirakan siswa yang duduk di bangku SD akhir serta SMP awal berada pada tahap remaja awal. Sedangkan siswa yang duduk di bangku SMP pertengahan sampai SMA akhir berada di tahap remaja pertengahan. Dan para mahasiswa bisa dikatakan berada pada tahap remaja akhir. Sementara itu, Papalia & Olds (1995) mengungkapkan bahwa masa remaja dimulai saat seseorang berusia 12 atau 13 sampai dengan akhir usia belasan atau awal dua puluhan.<br /><br /><span style="font-size:85%;">Catatan:<br />Beberapa ahli memiliki definisi yang berbeda tentang usia remaja ini.<br />Remaja adalah </span><a title="Waktu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu"><span style="font-size:85%;">waktu</span></a><span style="font-size:85%;"> </span><a title="Manusia" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia"><span style="font-size:85%;">manusia</span></a><span style="font-size:85%;"> berumur belasan tahun. Di masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak - anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari kanak - kanak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja"><span style="font-size:85%;">http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja</span></a><span style="font-size:85%;">)<br /></span><br /><strong>Apa yang terjadi pada masa remaja?<br />Perkembangan Fisik<br /></strong>Pertumbuhan fisik jelas mulai tampak pada masa remaja. Pada masa ini fungsi reproduksi remaja mulai matang, berkembangnya organ seksual dan mulai berkembang pula karakteristik secondary sex. Di antaranya adalah sebagai berikut:<br /><br /><em>Primary sex characteristic sex organ</em><br />Perempuan: Ovarium, Uterus, Vagina<br />Laki-laki : Testes, Penis, Scrotum<br /><br /><em>Secondary sex charactheristic</em><br />Perempuan: Payudara, <em>underarm hair</em>, perubahan kulit<br />Laki-laki : <em>Underarm hair</em>, perubahan suara, bulu di wajah, bahu<br /><br />Dalam <em>primary sex characteristic</em>, kematangan seksual remaja perempuan yang paling utama adalah dengan dimulainya menstruasi. Sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan ditemukannya sperma pada urinnya. Hal lain yang tampak pada masa remaja laki-laki ini adalah mimpi basah, yang merupakan hal yang wajar dan tidak selalu disertai dengan mimpi yang erotis.<br />Sementara itu, <em>secondary sex characteristic</em> adalah tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak terkait langsung dengan organ seksual.<br />Istilah <em>secular trends</em> semakin tampak pada jaman sekarang. Di mana semakin awal/dini usia seseorang memasuki masa pubertas. Hal ini dikarenakan standar kehidupan yang semakin tinggi. Anak-anak yang sehat, dan mendapat gizi yang baik, mendapatkan perhatian yang layak, akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik.<br /><br /><strong>Perkembangan kognitif/intelektual<br /></strong>Menurut Jean Piaget, pada usia di antara 11 dan 15 tahun seseorang akan dapat berpikir dengan abstrak (dibandingkan dengan anak-anak), lebih idealistik dan lebih logis. Piaget menyebutnya dengan <em>formal operations</em>.<br />Remaja tidak lagi hanya berpikir tentang di sini dan saat ini. Selain mulai berpikir secara abstrak, remaja juga mulai bisa menguji hipotesa dan melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada.<br />Misalnya, pada usia kanak-kanak, di mana pola berpikirnya masih konkrit, seorang anak dapat menjawab “mungkin pilotnya tidak terlalu pintar, sehingga sebaiknya dia tidak ikut perang”. Sementara itu, seorang remaja yang berapa pada tahap formal operations, akan menjawab “sepertinya dia tidak mendapat informasi rute yang tepat, atau barangkali terbang terlalu rendah, atau mungkin juga kompas di dalam pesawatnya rusak sesaat setelah ia terbang, sehingga mengakibatkan korslet pada kabelnya”.<br />Pada masa remaja ini, ada pula yang dikenal dengan <em>egoncentrism</em>. David Elkind (1984) menyebutkan beberapa jenis perilaku remaja yang mengindikasikan <em>egocentric thinking</em>, yaitu:<br />· Menemukan kesalahan figur otoritas<br />Remaja mengharapkan adanya dunia yang ideal, sehingga menyebabkan mereka dapat mulai mengkritisi sesuatu hal<br />· Berargumen<br />Remaja mulai dapat melihat banyak hal dalam membahas suatu isu atau permasalahan.<br />· Kesadaran diri<br />Terdapat istilah <em>imaginary audience</em>, yaitu remaja merasa bahwa orang-orang di luar dirinya mengobservasi dirinya, baik pikiran maupun perilaku mereka. Hal ini sebenarnya hanya ada di pikiran remaja tersebut.<br />· Diri sebagai pusat<br />Terdapat istilah <em>personal fable</em>. Istilah ini menunjukkan bahwa mereka adalah seorang yang spesial dan unik. Namun, bisa menjadi destruktif, misalnya anggapan bahwa saya tidak dapat terluka, tidak mungkin hamil, dan lain sebagainya. Adanya asumsi-asumsi semacam ini dapat menjelaskan mengapa remaja berani mengambil risiko ketika melakukan sesuatu hal.<br />· Sulit membuat keputusan<br />Remaja mulai menyadari adanya banyak pilihan dalam aspek kehidupannya<br />· Inkonsistensi<br />Tampak ketidakkonsistenan remaja dalam idealismenya dan perilakunya sehari-hari. Misalnya, ikut serta dalam kegiatan pro-perdamaian, tetapi dalam perilakunya di sekolah malah menunjukkan perilaku agresif.<br /><br /><strong>Perkembangan sosial</strong><br />· Identitas<br />Erikson (1968), menyatakan bahwa masa ini berada pada tahap <em>identity vs identity confussion</em>, di mana para remaja ini mulai menunjukkan kemampuan, kebutuhan, keinginan serta mulai menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat. Mereka mulai membayangkan peran mereka dalam masyarakat. Tidak memiliki kedekatan dengan teman sekelompok dan intoleransi terhadap perbedaan menunjukkan adanya <em>identity confusion</em>.<br />Dalam pembentukan identitas pribadinya, remaja menunjukkan loyalitas, kesetiaan dan perasaan memiliki mereka terhadap orang yang ia sukai, teman-temannya ataupun terhadap suatu kelompok tertentu (misalnya, kelompok musik gitar, kelompok motor, dll).<br />· Keluarga<br />Pada usia ini, remaja mulai menuntut kebebasan dan tanggung jawab pribadi, di mana hal ini dapat menimbulkan konflik antara orangtua dengan remaja itu sendiri. Orangtua diharapkan lebih fleksibel terhadap para remaja ini. Secara bertahap orangtua dapat membuat para remaja ini menjadi lebih mandiri.<br />· Teman<br />Remaja banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman seusianya. Tekanan dari teman seusia (<em>peer pressure</em>) pada masa ini tampak kuat. Kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan remaja lain menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi para remaja ini. Meskipun demikian, teman-teman seusia umumnya lebih menarik untuk membicarakan kehidupan sosial sehari-hari, sedangkan orangtua biasanya banyak mempengaruhi mereka dalam hal nilai-nilai moral, karir yang sesuai, dan pendidikan seperti apa yang diinginkan.<br /><br />Bahan Bacaan:<br />1. Adolescence. <a href="http://www.mc.maricopa.edu/dept/d46/psy/dev/adolescence">http://www.mc.maricopa.edu/dept/d46/psy/dev/adolescence</a><br />2. Papalia, D.E., Olds, S.W. (1995). Human Development. USA: McGraw-Hill, inc.<br /></span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-68806077776439105812008-09-19T07:47:00.005+07:002008-10-07T08:29:50.698+07:00BerharapPenuh harap<br />PadaMu penguasa alam<br />Diperkenankannya hadir<br />Saat aku yakin melangkah<br />Saat hijau dan kuning bergembira<br />Atas jalanMu<br />Atas restunya dan keduanya<br />Ya Allah jagalah hatiku<br />Untuk tidak menyalahkannyaGreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-42278742718585133822008-09-01T07:15:00.005+07:002008-10-07T08:27:30.744+07:00300808;12:15kala deruh rasa<br />tak lagi bersabar<br />berdiam<br />tak lagi biasa<br />hanya dera tertatih<br />kuasa termenung<br />menunggu...GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-23903900816723670972008-08-22T07:52:00.006+07:002008-10-07T08:30:55.190+07:00Bossy<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNms58OefOMQqSv1vr-Ssoer9XDgFXCwXMBpuYXdINO5uVywM30LrNVfpjH1CGX_C8P7ngaoDg_eZUyerZ2METamCRgzBurQzjeJtdO7-2ysbv_NggLayHhZR126PcACq7my3Hc-Vx6bs/s1600-h/iz006039.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5239764670890220050" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNms58OefOMQqSv1vr-Ssoer9XDgFXCwXMBpuYXdINO5uVywM30LrNVfpjH1CGX_C8P7ngaoDg_eZUyerZ2METamCRgzBurQzjeJtdO7-2ysbv_NggLayHhZR126PcACq7my3Hc-Vx6bs/s320/iz006039.jpg" border="0" width="150" height="142" /></a><div>Ada orang-orang tertentu yang tampaknya memang senang terlihat "di atas" orang lain. Merasa lebih ini, lebih itu, paling ini, paling itu, bisa ini, bisa itu, dll. Sulit dimengerti memang, tp kenyataannya memang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Entah di sekolah, di kampus ataupun di dunia kerja. </div><span id="fullpost"> <br /><div><em>Kasih perintah, ngatur, kasih masukan tanpa diminta biasanya dilakukan si bossy ini. Yang bikin sebel, sering kali mereka juga bersikap tidak simpatik. Simpatik aja nggak, apalagi empatik dong ya.. Lebih-lebih kalau mereka dekat dengan orang "atas" (atasan, guru, orang lebih ahli, orang yang lebih tua), ya udh makin jadi aja tuh bossy'nya. Dicuekin udh, ekspresi muka datar juga udah... tapi koq tetep, yang senewen kita lagi, kita lagi.. Harus apa lagi dong ya?!</em> </div><div>Sikap bossy sering kali ditunjukkan oleh orang yang membutuhkan pengakuan dari orang-orang di sekitarnya. Ia butuh "dianggap", butuh pengakuan bahwa ia punya ide yang cemerlang, lebih pintar, lebih kreatif, lebih punya otoritas, dan lain-lain. Selain itu, ia juga memiliki kebutuhan untuk diperhatikan oleh orang lain. Dengan sikapnya yang terlihat "lebih" itu, tentu orang lain akan lebih memandangnya. </div><div>Sayangnya, orang dengan sikap bossy ini juga sering tidak menyadari bahwa perilakunya tersebut mengganggu orang-orang di sekitarnya. Yang justru merasa terganggu dan risih adalah orang lain dan bukan dirinya. Hal ini wajar terjadi karena ia memiliki kebutuhan yang telah disebutkan sebelumnya tadi. Dengan sikap bossynya tersebut, diharapkan kebutuhan akan pengakuan dan perhatian tadi terpenuhi. Terpenuhi untuk dirinya sendiri tentunya, dan bukan untuk orang lain. Sehingga ia juga menjadi kurang peka dengan perasaan dan keadaan orang lain. Umumnya orang yang bersikap bossy akan dijauhi oleh orang lain. Harus punya daya tahan yang kuat untuk berteman bersamanya. Sulit pula untuk merasa betah dengannya.</div><div>Orang yang bersikap seperti ini bukan berarti tidak memiliki kelebihan-kelebihan. Kesempatan untuk menjadi atasan atau mensupervisi suatu tugas tertentu akan menyenangkan hatinya. </div><div>Membuat jarak formal dengan orang seperti ini tampaknya merupakan langkah yang aman. Walaupun terkadang masih merasa risih dengan sikapnya, tetapi dengan membatasi diri dan adanya aturan-aturan baku akan membuat kita lebih bisa bergaul dengannya secara nyaman.<br /><br />Jadi bos belum tentu bossy, gak jadi boss bisa jadi bossy...<br />-bt-</div></span>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-197451986388553123.post-83161237448488854592008-08-19T21:37:00.002+07:002008-10-07T08:30:29.192+07:00Hijau<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTESyIcJ9P3QM_rZo-HYk2f3YaoN0csxKwuIm-Cqko6R92fjtveIihmqjsrc48krAFqVB5acuL5kqA8sLllvGDm1LP7RFD4KQ5DRWn6pWyaDMngtDsodew37btKmWB8kjVdFthr8DoSuw/s1600-h/raindropsongreenleaves.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5237174264214292930" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 188px; CURSOR: hand; HEIGHT: 134px" height="174" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTESyIcJ9P3QM_rZo-HYk2f3YaoN0csxKwuIm-Cqko6R92fjtveIihmqjsrc48krAFqVB5acuL5kqA8sLllvGDm1LP7RFD4KQ5DRWn6pWyaDMngtDsodew37btKmWB8kjVdFthr8DoSuw/s320/raindropsongreenleaves.jpg" width="250" border="0" /></a><br /><div>Pilih nama aja koq bingung... maunya hijau! tp susahnya minta ampun...</div>GreenLeaveshttp://www.blogger.com/profile/03395114440850901710noreply@blogger.com1