Monday, October 6, 2008

ABG, Remaja?

Remaja? siapa saja yang disebut dengan remaja? Banyak orang menyebut remaja dengan istilah ABG (anak baru gede). Umumnya mereka yang disebut demikian adalah para siswa yang duduk di bangku SMP. Jadi, apakah hanya mereka yang duduk di bangku SMP saja yang disebut dengan remaja?

Pengertian
Remaja adalah tahapan perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Secara umum, disebut dengan tahap dalam kehidupan yang kedua. Beberapa Psikolog membagi tahap ini menjadi tiga, yaitu masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja pertengahan (14-18 tahun), dan masa remaja akhir (19-23 tahun) (Adolescence, t.th.). Dengan demikian, dapat diperkirakan siswa yang duduk di bangku SD akhir serta SMP awal berada pada tahap remaja awal. Sedangkan siswa yang duduk di bangku SMP pertengahan sampai SMA akhir berada di tahap remaja pertengahan. Dan para mahasiswa bisa dikatakan berada pada tahap remaja akhir. Sementara itu, Papalia & Olds (1995) mengungkapkan bahwa masa remaja dimulai saat seseorang berusia 12 atau 13 sampai dengan akhir usia belasan atau awal dua puluhan.

Catatan:
Beberapa ahli memiliki definisi yang berbeda tentang usia remaja ini.
Remaja adalah
waktu manusia berumur belasan tahun. Di masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak - anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari kanak - kanak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja)

Apa yang terjadi pada masa remaja?
Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik jelas mulai tampak pada masa remaja. Pada masa ini fungsi reproduksi remaja mulai matang, berkembangnya organ seksual dan mulai berkembang pula karakteristik secondary sex. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Primary sex characteristic sex organ
Perempuan: Ovarium, Uterus, Vagina
Laki-laki : Testes, Penis, Scrotum

Secondary sex charactheristic
Perempuan: Payudara, underarm hair, perubahan kulit
Laki-laki : Underarm hair, perubahan suara, bulu di wajah, bahu

Dalam primary sex characteristic, kematangan seksual remaja perempuan yang paling utama adalah dengan dimulainya menstruasi. Sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan ditemukannya sperma pada urinnya. Hal lain yang tampak pada masa remaja laki-laki ini adalah mimpi basah, yang merupakan hal yang wajar dan tidak selalu disertai dengan mimpi yang erotis.
Sementara itu, secondary sex characteristic adalah tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak terkait langsung dengan organ seksual.
Istilah secular trends semakin tampak pada jaman sekarang. Di mana semakin awal/dini usia seseorang memasuki masa pubertas. Hal ini dikarenakan standar kehidupan yang semakin tinggi. Anak-anak yang sehat, dan mendapat gizi yang baik, mendapatkan perhatian yang layak, akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik.

Perkembangan kognitif/intelektual
Menurut Jean Piaget, pada usia di antara 11 dan 15 tahun seseorang akan dapat berpikir dengan abstrak (dibandingkan dengan anak-anak), lebih idealistik dan lebih logis. Piaget menyebutnya dengan formal operations.
Remaja tidak lagi hanya berpikir tentang di sini dan saat ini. Selain mulai berpikir secara abstrak, remaja juga mulai bisa menguji hipotesa dan melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Misalnya, pada usia kanak-kanak, di mana pola berpikirnya masih konkrit, seorang anak dapat menjawab “mungkin pilotnya tidak terlalu pintar, sehingga sebaiknya dia tidak ikut perang”. Sementara itu, seorang remaja yang berapa pada tahap formal operations, akan menjawab “sepertinya dia tidak mendapat informasi rute yang tepat, atau barangkali terbang terlalu rendah, atau mungkin juga kompas di dalam pesawatnya rusak sesaat setelah ia terbang, sehingga mengakibatkan korslet pada kabelnya”.
Pada masa remaja ini, ada pula yang dikenal dengan egoncentrism. David Elkind (1984) menyebutkan beberapa jenis perilaku remaja yang mengindikasikan egocentric thinking, yaitu:
· Menemukan kesalahan figur otoritas
Remaja mengharapkan adanya dunia yang ideal, sehingga menyebabkan mereka dapat mulai mengkritisi sesuatu hal
· Berargumen
Remaja mulai dapat melihat banyak hal dalam membahas suatu isu atau permasalahan.
· Kesadaran diri
Terdapat istilah imaginary audience, yaitu remaja merasa bahwa orang-orang di luar dirinya mengobservasi dirinya, baik pikiran maupun perilaku mereka. Hal ini sebenarnya hanya ada di pikiran remaja tersebut.
· Diri sebagai pusat
Terdapat istilah personal fable. Istilah ini menunjukkan bahwa mereka adalah seorang yang spesial dan unik. Namun, bisa menjadi destruktif, misalnya anggapan bahwa saya tidak dapat terluka, tidak mungkin hamil, dan lain sebagainya. Adanya asumsi-asumsi semacam ini dapat menjelaskan mengapa remaja berani mengambil risiko ketika melakukan sesuatu hal.
· Sulit membuat keputusan
Remaja mulai menyadari adanya banyak pilihan dalam aspek kehidupannya
· Inkonsistensi
Tampak ketidakkonsistenan remaja dalam idealismenya dan perilakunya sehari-hari. Misalnya, ikut serta dalam kegiatan pro-perdamaian, tetapi dalam perilakunya di sekolah malah menunjukkan perilaku agresif.

Perkembangan sosial
· Identitas
Erikson (1968), menyatakan bahwa masa ini berada pada tahap identity vs identity confussion, di mana para remaja ini mulai menunjukkan kemampuan, kebutuhan, keinginan serta mulai menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat. Mereka mulai membayangkan peran mereka dalam masyarakat. Tidak memiliki kedekatan dengan teman sekelompok dan intoleransi terhadap perbedaan menunjukkan adanya identity confusion.
Dalam pembentukan identitas pribadinya, remaja menunjukkan loyalitas, kesetiaan dan perasaan memiliki mereka terhadap orang yang ia sukai, teman-temannya ataupun terhadap suatu kelompok tertentu (misalnya, kelompok musik gitar, kelompok motor, dll).
· Keluarga
Pada usia ini, remaja mulai menuntut kebebasan dan tanggung jawab pribadi, di mana hal ini dapat menimbulkan konflik antara orangtua dengan remaja itu sendiri. Orangtua diharapkan lebih fleksibel terhadap para remaja ini. Secara bertahap orangtua dapat membuat para remaja ini menjadi lebih mandiri.
· Teman
Remaja banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman seusianya. Tekanan dari teman seusia (peer pressure) pada masa ini tampak kuat. Kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan remaja lain menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi para remaja ini. Meskipun demikian, teman-teman seusia umumnya lebih menarik untuk membicarakan kehidupan sosial sehari-hari, sedangkan orangtua biasanya banyak mempengaruhi mereka dalam hal nilai-nilai moral, karir yang sesuai, dan pendidikan seperti apa yang diinginkan.

Bahan Bacaan:
1. Adolescence. http://www.mc.maricopa.edu/dept/d46/psy/dev/adolescence
2. Papalia, D.E., Olds, S.W. (1995). Human Development. USA: McGraw-Hill, inc.

2 comments:

el-Fata.D.A said...

klo yang aku tahu, seseorang yang remaja itu klo beli celana bingung karena sulit cari ukuran yang pas, maybe

GreenLeaves said...

ya juga sih hehe