Wednesday, October 8, 2008

Stress dan dampaknya


Stres, kata ini cukup sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya A yang mengatakan dirinya stres karena orangtuanya sering marah kepadanya tanpa alasan yang jelas. Atau stres saat menghadapi ujian Fisika yang sulitnya minta ampun.

Stres sebenarnya terjadi karena adanya situasi yang menekan yang dapat mempengaruhi individu. Secara umum, stres terjadi karena faktor internal dan eksternal.
- Internal
kemampuan tubuh untuk menghadapi stres, termasuk di dalamnya, nutrisi yang diperoleh tubuh, kesehatan dan intensitas waktu tidur.
- Eksternal
meliputi lingkungan fisik, termasuk kantor dan rumah, relasi dengan orang lain, dan semua situasi, tantangan dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu kejadian yang menyebabkan stres disebut dengan stressor. Stressor menyebabkan perubahan pada sistem saraf dan beberapa hormon pada tubuh manusia. Perubahan ini akan menyebabkan seseorang bereaksi dan secara efektif dapat mengatasi kejadian yang ada. Reaksi yang wajar ini disebut dengan stress response. Respon ini menyebabkan seseorang mampu menampilkan kemampuan terbaiknya meskipun di bawah tekanan. Tetapi respon stres dapat juga terlalu berlebihan atau dengan kata lain gagal.

Respon stres yang sering disebut pula dengan fight dan flight response, sangat penting dalam situasi yang sangat mengancam. Ada kalanya seseorang harus menghadapi situasi yang menyebabkan dirinya stres. Namun, ada kalanya puna seseorang tampak menghindar atau pergi dari sumber stresnya. Contoh flight response misalnya saat seorang pengemudi yang harus membanting stirnya untuk menghindari tabrakan. Respon stres juga bisa muncul saat situasi yang menekan namun tidak sepenuh berbahaya. Misalnya, saat seseorang akan menghadapi ujian akhir. Stres yang demikian dapat membantu seseorang untuk tetap berkonsentrasi dan bersiap menghadapi tantangan. Lihatlah betapa cemasnya seorang siswa saat keesokan harinya akan ujian Matematika. Siswa yang demikian dapat belajar semalaman agar nilai Matematikanya tetap optimal.

Stres tidak selalu terjadi saat menghadapi sesuatu yang berlangsung cepat. Kejadian yang terus berlanjut atau jangka panjang, seperti menghadapi perceraian, pindah ke rumah atau sekolah baru, orang kita sayangi sakit keras juga dapat menimbulkan stres. Stres jangka panjang seperti ini bukanlah hal yang mudah. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan sistem imun tubuh seseorang menjadi turun, merasa terbebani, dan lain sebagainya. Tidak jarang mereka yang menghadapi situasi ini juga memiliki keluhan-keluhan fisik, seperti lekas lelah, sakit kepala dan lain sebagainya.

Stres dapat berdampak pada emosi, perilaku dan fisik seseorang. Dalam hal emosi, misalnya
- khawatir,
- sedih,
- marah,
- bingung,
- putus asa,
- depresi,
- dan lain-lain.
Seseorang yang sedang stres juga dapat menampilkan perilaku
- menghindar,
- menelantarkan,
- lamban,
- bunuh diri,
- Tidak bisa tidur atau justru intensitas tidur semakin lama dan sering
- dan lain sebagainya.
Selanjutnya, dalam hal fisik, misalnya
- sakit kepala,
- cepat lelah,
- nyeri otot dan sendi,
- Sakit maag/kembung/masuk angin
- dan lain-lain.

Bahan Bacaan:
1. Hager, W.D., hager, L.C. (1999). Stres & Tubuh Wanita. Batam: Interaksara
2. Losyk, B. (2007). Kendalikan Stres Anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
3. Lyness, D.( 2007). Stress. http://www.kidshealth.org/teen/your_mind/emotions/stress.html

1 comment:

ハリス said...

sakit maag, kembung & sakit kepala merupakan dampak stress, wah berarti kamu lg stress donk?